Mendikbud: Pendidikan Karakter adalah Poros Perbaikan Pendidikan Nasional
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
merupakan poros utama perbaikan pendidikan nasional yang berkaitan erat dengan
berbagai program prioritas pemerintah. Ia mengatakan, lima nilai utama karakter
yang menjadi prioritas pada PPK, berkaitan erat dengan berbagai program
prioritas Kemendikbud di bidang pendidikan dan kebudayaan. Lima nilai utama itu
adalah Religius, Nasionalis, Mandiri, Integritas, dan Gotong Royong.
"Program Penguatan Pendidikan Karakter diharapkan menjadi ruh dari
pendidikan nasional. Nilai utama karakter PPK tidak hanya menyasar para siswa,
tetapi juga pada pendidik, dan orang tua sebagai pendidik utama dan
pertama," ujar Mendikbud di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu
(7/12/2016).
Salah satu rencana penguatan peran
guru dan kepala sekolah yang saat ini disiapkan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) adalah mendorong revitalisasi peran dan fungsi kepala
sekolah sebagai manajer, dan guru sebagai inspirator PPK. Diharapkan,
pembelajaran berbasis penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah dan di
luar sekolah melalui PPK, dapat menghadirkan generasi muda yang berdaya saing
dan memiliki karakter positif.
Di kesempatan yang berbeda, Wakil
Dewan Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Itje Chodidjah mengatakan, Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) yang saat ini digalakkan oleh pemerintah melalui
Kemendikbud adalah milik seluruh komponen bangsa sebagai upaya menguatkan
kualitas generasi muda Indonesia. Keluarga, masyarakat, dan sekolah sebagai
tripusat pendidikan memiliki peranan penting dalam program PPK.
"Melalui budaya yang
dikembangkan di sekolah, PPK dapat dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan
perilaku positif. Kepala sekolah dan guru sebagai motornya secara otomatis
menjadi teladan," kata Itje di Jakarta, Jumat, (9/12/2016).
Menurutnya, dalam proses
pembelajaran, PPK dapat langsung diintegrasikan melalui tema maupun mata
pelajaran. Pengelolaan kelas oleh guru dan metode belajar yang dipilih juga
merupakan ajang penguatan karakter peserta didik.
"Karakter adalah garamnya
pendidikan. Karakter memberi rasa dalam berbagai cara kita mendidik dan bahan
yang kita gunakan untuk mendidik melalui mata pelajaran,"
ujar Itje.
Ia menambahkan, dalam metode
kolaboratif, misalnya, berbagai karakter dapat dikembangkan. Komite sekolah dan
masyarakat adalah mitra sekolah dalam menggiatkan PPK.
"Misalnya sekolah dapat bekerja
sama dengan pusat-pusat budaya, museum, atau warga sekitar masyarakat yang
memiliki keunggulan untuk menjadi bagian dari PPK. Dengan demikian kearifan
lokal dapat dikembangkan. PPK akhirnya harus menjadi landasan bagi tripusat
pendidikan dalam mengembangkan generasi muda Indonesia," ucapnya.
Saat ini sudah ada 542 sekolah pada
jenjang pendidikan dasar yang siap menerapkan program Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK). Sekolah-sekolah itu akan menjadi sekolah piloting dalam
implementasi PPK. Beberapa di antaranya adalah SMPN 1 Singaraja, Kabupaten
Buleleng, Bali; SMPK 3 Penabur, Jakarta Pusat; SMPN 2 Semarang, Kota Semarang,
Jawa Tengah; SMP Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan, Banten; dan SMPN 19
Manokwari, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Sumber : http://www.kemdikbud.go.id
0 Response to "Mendikbud: Pendidikan Karakter adalah Poros Perbaikan Pendidikan Nasional"
Post a Comment